Friday, December 19, 2008

Reaksi-Reaksi Pada Proses Catalytic Reforming

Reaksi Dehydrogenasi

Reaksi dehydrogenasi sangat endothermis atau memerlukan panas, dipromote oleh fungsi metal dari katalis dan mudah terjadi pada suhu tinggi dan tekanan rendah. Reaksi ini bisa terlihat pada penurunan/beda temperatur reaktor terutama reaktor pertama.

Bila penurunan temperatur reaktor yang besar, produksi hidrogen tinggi per bbl feed dan kemurnian hidrogen tinggi menunjukkan reaksi dehidrogenasi yang baik. Reaksi dehidrogenasi merupakan reaksi yang paling cepat dalam reaksi reforming, maka diperlukan penggunaan interheater di antara catalyst bed untuk menjaga suhu yang tetap cukup tinggi agar reaksi berlangsung lebih cepat.

Contoh reaksi dehydrogenasi yang terjadi :
Alkyl cyclo hexanearomatic



Reaksi Dehidrosiklisasi
Siklisasi dari paraffin ke naphthene adalah reaksi yang paling sulit. Reaksi ini lebih baik pada tekanan rendah, temperature tinggi dengan metal/acid function. Naphthene dengan ring lebih kecil dari 6 atom karbon (misal 5) akan diisomerisasi menjadi 6 terlebih dahulu sebelum didehirogenasi ke aromatic.

Contoh :
Reaksi : dehidrosiklisasi Heptane → metyl cyclohexane + H2

Reaksi Isomerisasi
Formula molekulnya sama tetapi berbeda dalam struktur internalnya, lebih mudah terjadi pada temperatur rendah. Isomerisasi paraffin dan cyclopentane biasanya menghasilkan produk dengan angka oktan yang lebih rendah selain terbentuknya aromatic.


Contoh :
Methyl cyclopentane (RON 91) → cyclohexane (RON 83) (isomerisasi dengan bantuan Cl-)

Cyclohexane (RON 83) → Benzene (RON >100>(dehidrogenasi dengan bantuan Pt)

Reaksi Hidrokraking
Reaksi hidrokraking adalah eksotermis yaitu reaksi memecah paraffin dengan molekul besar menjadi paraffin yang lebih ringan dan gas. Reaksinya memerlukan hidrogen sehingga menyebabkan penurunan kemurnian hidrogen, memperkecil penurunan delta temperatur pada reaktor terakhir serta menurunkan jumlah produk reformat.

Reaksi yang terjadi tergantung pada jenis paraffin yang terdapat dalam feed dan kondisi operasi.

Reaksi hidrokraking akan bertambah dengan :
- Kenaikan temperatur
- Kenaikan tekanan
- Low space velocity

Untuk mendapatkan jumlah aromatic yang lebih banyak, pengaturan kondisi operasi Catalytic Reforming akan berkontribusi untuk tujuan ini. Umumnya aromatic dapat diaakan bertambah dengan :

  1. Kenaikan temperatur (menaikkan kecepatan reaksi tetapi sebaliknya akan mempengaruhi keseimbangan reaksi)
  2. Tekanan rendah (menggeser keseimbangan reaksi ke kanan)
  3. Low space velocity (mempercepat pencapaian keseimbangan)
  4. Rasio H2/HC rendah (menggeser keseimbangan reaksi ke kanan, tetapi tekanan partial H2 harus dijaga untuk mencegah pembentukan coke yang berlebihan)

Sunday, December 7, 2008

Catalytic Reforming Process

REAKSI-REAKSI YANG TERJADI

Komponen aromatic dalam feed stock biasanya cukup stabil melewati reaktor dan tidak berubah, sedangkan komponen Olefin biasanya terdapat dalam jumlah kecil (trace), sehingga sebagian besar reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah perubahan struktur molekul dari Paraffins dan Naphthenes yaitu melalui reaksi cyclization dan isomerization akan diubah menjadi komponen-komponen yang beroktan tinggi.

Reaksi akan mudah terjadi bila jumlah atom karbon dalam satu molekulnya banyak/rantai panjang, oleh karena itu dipilih Heavy Straight Run (HSR) sebagai feed stock reformer. Fraksi C5 – 80oC dalam feed stock akan terurai menjadi Butane, atau fraksi yang lebih ringan, sedangkan bila feed stock mempunyai EP > 204oC akan mudah terhidrokraking dan akan menyebabkan terbentuknya coke yang berlebihan di katalis.

Prinsip reaksi yang terjadi pada platforming adalah:
1. Dehydrogenasi, reaksinya adalah endothermic (membutuhkan panas)
2. Dehydrocyclisasi, reaksinya adalah endothermic (membutuhkan panas)
3. Isomerisasi, reaksinya adalah exothermic (mengeluarkan panas)
4. Hydrocracking, reaksinya adalah exothermic (mengeluarkan panas)

Proporsi reaksi yang terjadi tergantung pada kwalitas feed stock, type katalis yang digunakan dan severity dari operasi.

Reaksi yang diinginkan terjadi pada proses catalytic reforming adalah :

  1. Paraffin diisomerisasi menjadi naphthene dan selanjutnya dihydrogenasi menjadi aromatic.
  2. Olefin dijenuhkan menjadi paraffin dan selanjutnya akan mengalami reaksi isomeriasasi dan dehydrogenasi.
  3. Naphthene diisomerisasi menjadi lingkaran 6 atom karbon dan dehydrogenasi menjadi aromatic.
  4. Aromatic tidak terjadi perubahan.

Reaksi yang tidak diinginkan adalah:
  1. Dealkilasi dari rantai cabang pada naphthene dan aromatic menjadi butane dan paraffin yang lebih ringan.
  2. Cracking pada paraffin dan naphthene menjadi butane/paraffin ringan.


Bersambung ..

Wednesday, December 3, 2008

Catalytic Reforming

Catalytic Reforming adalah salah satu proses konversi yang digunakan untuk mengkonversikan low quality hydrotreated naphtha atau straight run gasoline menjadi komponen gasoline dengan angka oktan yang tinggi atau High Octane Mogas Component(HOMC).

Ada beberapa reforming proses yang telah dikembangkan dan dipakai yaitu antara lain:

  • Platforming process --> lisensi UOP
  • Powerforming --> lisensi Esso Reasech & Eng
  • Ultraforming --> Lisensi Standard Oil, Ind
  • Houdriforming & Isoplus Houdriforming --> Lisensi Houdry
  • Catalytic Reforming --> Lisensi Chevron

Reforming process diklasifikasikan berdasarkan cara regenerasi katalis sebagai : Continuous, Cyclic, Semi regenerative.

Saat ini di Indonesia terdapat 2 type catalytic reforming atau lebih dikenal dengan platforming, yaitu :

  • Fixed bed catalytic reforming
  • Continuous Catalytic Regeneration (CCR) reforming.

Yang membedakan kedua type tersebut adalah dari segi cara regenerasi katalisnya. Pada type pertama, regenerasi dilakukan harus dengan menghentikan operasi, sedangkan pada type kedua, regenerasi dilakukan sementara unit masih tetap beroperasi.

Keuntungan CCR adalah unit tetap mampu beroperasi ada aktivitas katalis yang tinggi.
Cyclic process adalah merupakan penggabungan dari keduanya, dimana dalam cyclic process dipasang tambahan swing reactor untuk mempertahankan unit tetap beroperasi selama regenerasi berlangsung. Bila akitivitas katalis dari salah satu reactor menurun maka reactor ini kemudian diisolate dari system dan fungsinya digantikan oleh swing reactor.

Typical feed stock untuk catalytic reformer biasanya adalah Treated Naphtha atau Straight Run gasoline yang mempunyai cut boiling range 80 – 190 oC.
Di dalam umpan biasanya mengandung/terdiri dari campuran komponen-komponen yang diklasifikasikan seperti tabel berikut ini.

Tuesday, November 25, 2008

Sekilas Tentang Sifat-sifat dasar Minyak Bumi

Minyak bumi atau Crude Oil merupakan senyawa hydrocarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.

Berdasarkan gugus senyawa karbon, senyawa yang terdapat dalam minyak bumi terdiri dari Parafin, Naphthene, Aromat, Olefin. Komposisi masing-masing senyawa tersebut tidak sama pada setiap minyak bumi. Berdasarkan sifat senyawaan itulah minyak bumi dapat dibagi menjadi:

  • Parafinik, yaitu rantai hydrocarbon yang memiliki ikatan jenuh.
  • Naphthenik, yaitu rantai hydrocarbon yang memiliki ikatan siklik dan jenuh
  • Aromatik, yaitu rantai hydrocarbon yang memiliki ikatan siklik dan tidak jenuh
  • Campuran, yaitu campuran dari ketiga sifat dasar di atas.

Pembagian di atas, didasarkan kepada jumlah jenis senyawa hydrocarbon yang dominan yang terkandung dalam minyak bumi tersebut.

Selain penggolongan berdasarkan senyawa hydrocarbon, minyak bumi juga dibagi berdasarkan berat jenis-nya. Ada yang berat, medium dan ringan. Penggolongan minyak bumi lainnya adalah berdasarkan impurities yang terkandung dalam minyak bumi (terutama sulfur). Minyak yang dikatakan sweet apabila minyak tersebut mengandung kadar sulfur yang kecil antara 0.001 – 0.3 % wt. Kadar sulfur dalam minyak bumi bisa mencapai > 3% wt.

Proses perancangan pengolahan minyak selalu didasarkan dan memperhatikan sifat minyak bumi yang akan diolah. Oleh karena itu setiap kilang minyak atau refinery hanya bisa mengolah minyak bumi yang memiliki sifat yang sama dengan dasar perancagan kilang tersebut. Minyak bumi yang tergolong berat tidak bisa diolah di kilang minyak yang dirancang untuk mengolah minyak yang tergolong ringan, begitu juga sebaliknya.

Sunday, November 23, 2008

Catalytic Reforming, Sejarahnya

Catalytic Reforming adalah proses dimana komponen minyak ringan atau naphtha yang diperoleh dari proses distilasi dilewatkan pada katalis yang mengandung platina pada temperature tinggi dengan tekanan antara 50 – 500 psig dengan tujuan untuk meningkatkan angka octane dari minyak umpan.

Catalityc Reforming muncul karena kebutuhan akan minyak dengan angka oktan. Kebutuhan minyak dengan jenis itu telah dikenal sejak awal abad ke 20, namun pada saat itu proses yang digunakan untuk memperoleh minyak dengan nilai oktan yang tinggi adalah dengan proses thermal. Sedangkan proses dengan menggunakan katalis baru diperkenalkan pada awal tahun 1940, dimana menghasilkan jumlah minyak dengan oktan tinggi lebih banyak dengan oktan yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses thermal.

Pada awal perkembangannya, katalis yang digunakan untuk meningkatkan angka oktan berbasis molybdenum oxide. Pada tahun 1949, terjadi perubahan yang sangat revolusioner dalam industri pengolahan minyak dengan diperkenalkannya platinum sebagai katalis. UOP (United Oil Processing) merupakan perusahan pertama yang memperkenalkan teknologi tersebut. Dengan diperkenalkannya platina sebagai basis katalis, selanjutnya molybdenum oxide akhirnya ditinggalkan.

UOP (United Oil Processing) memperkenalkan Platforming yang menggunakan teknologi semiregenerative atau fix bed katalis, dimana pada periode tertentu, kilang platforming harus berhenti beroperasi untuk melakukan regenerasi katalis guna meningkatkan kembali aktifitas katalis. Proses regenerasi katalis ini dilakukan dengan membakar coke yang terbentuk dan menyelimuti katalis.

Saat ini platforming sudah menggunakan teknologi Continuous Catalyst Regeneration (CCR), dimana katalis diregenerasi terus menerus sepanjang kilang beroperasi. Dengan demikian kilang tidak perlu berhenti beroperasi selama proses regenerasi berlangsung.
Walaupun kilang dengan teknologi CCR sudah banyak dibangun, namun kilang dengan teknologi semiregenerative atau fix bed katalis tetap dipertahankan operasi nya sampai saat ini.

Sunday, November 16, 2008

HASIL PRODUKSI DISTILASI MINYAK BUMI

Jika pada postingan sebelumnya kita sudah mengenal pengolahan dasar dalam rangkaian pemurnian minyak bumi, sekarang kita coba melihat hasil apa saja yang diperoleh dari Distilasi Fraksinasi.

Pengolahan crude oil di Crude Distilling Unit (CDU) sangat tergantung dari jumlah tray dan jumlah stream dari kolom distilasi itu sendiri. Umumnya Kolom distilasi pada Crude Distilling Unit dirancang untuk menghasilkan produk jadi dan intermedia (setengah jadi) seperti berikut ini:


Gas hasil distilasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di heater untuk memanaskan umpan sebelum dimasukkan ke kolom distilasi, dan sisanya dibuang ke udara setelah dibakar di flare. Fungsinya adalah untuk mengontrol tekanan operasi di kolom distilasi.

Naphtha selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan lanjutan seperti naphtha rerun, naphtha hydrotreater yang kemudian diolah lebih lanjut di unit catalytic reforming untuk menghasilkan komponen premium dengan angka Oktan tinggi.

Kerosene langsung dapat dipasarkan. Kerosene dikenal juga dengan minyak tanah. Proses lanjutan dari produk ini sangat tergantung dari jenis crude oil yang diolah di CDU. Jika produk kerosene hasil distilasi masih banyak mengandung sulfur, maka produk ini harus diolah lebih lanjut untuk menghilangkan kadar sulfurnya.

LGO merupakan komponen Automotive Diesel Oil (ADO) atau dimasyarakat dikenal dengan ”Solar”. Produk ini bisa juga dijual sendiri jika ada yang membutuhkan.

HGO juga komponen Automotive Diesel Oil (ADO). Umumnya produk LGO dan HGO langsung di-blending menjadi ADO atau solar.

Long Residue (LSWR), selanjutnya dialirkan ke High Vacuum Unit untuk diolah lebih lanjut dengan metode distilasi vakum. Long residue masih mengandung komponen solar, namun fraksi tersebut tidak bisa dipisahkan dengan distilasi atmosferik, karena akan membutuhkan temperatur yang lebih tinggi. Kelemahannya jika temperatur dinaikkan maka minyak bumi tersebut akan mengalami perengkahan yang sangat sulit dikendalikan. Oleh karena itu komponen solar yang masih terdapat di produk bawah kolom distilasi atmosferik dioleh lebih lanjut dengan cara distilasi vakum.

Sunday, November 9, 2008

CRUDE DISTILLING UNIT

Crude Distilling Unit adalah proses utama dalam rangkaian pengolahan minyak bumi. Semua pengolahan minyak bumi umumnya diawali dengan proses ini. Unit ini disebut juga Topping Unit berfungsi untuk memisahkan minyak mentah menjadi fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih, dengan proses distilasi atmosferik pada temperatur 330 oC.

Sebagai mana di ketahui, minyak bumi mengandung bermacam-macam senyawa hydrocarbon mulai dari yang berantai pendek (C1) sampai dengan rantai yang panjang. Dimana setiap senyawa karbon tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Namun dalam pemisahan atau distilasi minyak mentah, produk yang didapat berupa fraksi-fraksi dimana setiap fraksi mempunyai range titik didih tertentu.

PRINSIP DASAR DISTILASI
Sebagai mana di ketahui, minyak bumi mengandung bermacam-macam senyawa hydrocarbon mulai dari yang berantai pendek (C1) sampai dengan rantai yang panjang. Dimana setiap senyawa karbon tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Namun dalam pemisahan atau distilasi minyak mentah, produk yang didapat berupa fraksi-fraksi dimana setiap fraksi mempunyai range titik didih tertentu.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Crude Distilling Unit beroperasi pada tekanan atmosferik yaitu sekitar 1.3 atm. Pada distilasi atmosmerik temperatur umpan yang dipanaskan tidak melebihi 350 oC, karena di atas temperatur tersebut minyak akan mengalami perengkahan (cracking). Hal ini sangat dihindari karena jika terjadi perengkahan akan membentuk coke yang akan menyumbat peralatan di CDU dan produk yang dihasilkanpun tidak seperti yang diharapkan.

Pemisahan komponen-komponen dari suatu campuran cairan melalui distillasi tergantung pada perbedaan titik didih dan konsentrasi masing-masing komponen dan campuran cairan tersebut akan mempunyai karakteristik titik didih yang berbeda. Sehingga proses distilasi sangat bergantung pada karakteristik tekanan uap campuran cairan.

Friday, March 21, 2008

Buy a Business, or Franchise

The etymology of "business" relates to the state of being busy either as an individual or society as a whole, doing commercially viable and profitable work. The term "business" has at least three usages, depending on the scope — the singular usage (above) to mean a particular company or corporation, the generalized usage to refer to a particular market sector, such as "the record business," or the broadest meaning to include all activity by the community of suppliers of goods and services. However, the exact definition of business, like much else in the philosophy of business, is a matter of debate.

Whatever the definition of business for mostly people, to start a business is a difficult work. They are not enough of courage to begin a business, because as their opinion, business is a job with a lot of risk.

However, to start a business we need the courage, about the risk you can look for the low risk. Many people start their business by using franchises, and they rich the success. Franchising is a method of doing business wherein a "franchisor" authorizes proven methods of doing business to a "franchisee" for a fee and a percentage of sales or profits. The advantage of the franchise are quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch (often in the face of aggressive competition from franchise operators). A well run franchise would offer a turnkey business: from site selection to lease negotiation, training, mentoring and ongoing support as well as statutory requirements and troubleshooting.

So, Buying an establish business and get a franchising system is a good way to make money whether online or offline business.